Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Filosofis Ki Hadhjar Dewantara Modul 1.1.a.8
Setelah saya mempelajari modul 1.1 ada beberapa refleksi yang saya lakukan tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu:
- Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum
saya mempelajarai modul 1.1
Sebelum saya mempelajari modul 1.1 tentang filosofis Ki Hadjar Dewantara banyak pemikiran saya tentang pendidikan yang belum tepat antara lain :
- Pertama tujuan pendidikan bagi saya adalah bagaimana murid bisa belajar dengan senang dan menguasai pembelajaran yang saya sampaikan sesuai dengan kompetensi dasar, dan buku tematik sebagai satu-satunya sumber belajar sebagai patokan untuk mencapai ketuntasan belajar.
- Kedua bagi saya setiap murid datang ke sekolah mempunyai tujuan yang sama yaitu mau belajar dan mendapatkan pengalaman belajar di sekolah untuk mendapat nilai bagus.
- Ketiga saya mengetahui setiap anak mempunyai perbedaan dalam kecerdasan, ada yang sudah lancar membaca, belum lancar, dan ada yang baru mengenal huruf bahkan ada pula yang belum bisa membaca sama sekali, ini saya lakukan dengan melakukan perkenalan awal dengan anak dan orang tua.
- Keempat dengan mengetahui kompetensi awal dalam membaca saya mengatur pola duduk mereka tetapi saya tetap memberikan model pembelajaran yang sama, hanya bagi yang belum lancar membaca dengan duduk di depan saya akan lebih mudah memberi bantuan mengajar.
- Kelima ketika terjadi proses pembelajaran saya menemukan anak yang terlalu aktif sehingga menurut saya keberadaannya sangat mengganggu kelas maka kadang saya suka bersikap keras dan memintanya untuk tertib dan diam.
- Keenam kadang saya bingung menentukan jenis sanksi kepada anak yang terlalu aktif, berkata kasar, dan selalu bercanda di kelas, sehingga sanksi yang saya berikan hanya bersifat verbal semata.
- Ketujuh setelah selesai pembelajaran saya melakukan refleksi sederhana apakah murid-murid senang belajar pada hari ini sebatas itu saja belum melakukan refleksi sejauh mana daya serap anak terhadap pengajaran yang telah terjadi.
- Kedelapan awalnya saya percaya bahwa murid adalah seperti kertas kosong dan kita sebagai pendidik, orang tua dan lingkunganlah yang akan memberi warna terhadap anak tersebut.
- Kesembilan pembelajaran masih terpusat pada guru, walaupun sudah berusaha menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan murid tetapi masih guru sebagai center dan siswa adalah objek yang diberi pengajaran dan pendidikan.
- Kesepuluh jika ada permasalahan di kelas tentang siswa saya berusaha atasi sendirir selama saya anggap itu bisa selesai saya tidak komunikasikan ke orang tua karena saya beranggapan masalah sudah bisa saya atasi.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Hal yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul 1.1 ini adalah terjadinya pola pikir saya terhadap siswa dan pembelajaran.
Berdasarkan materi modul 1.1 yang sudah saya
pelajari sampai dengan materi terakhir materi pemahaman elaborasi bersama
instruktur ada pesan kunci relevansi
pendidikan KHD yaitu:
- . “Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak , agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat”
- . “Guru dan murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan kedalaman (rasa takdjub dan kasmaran) spritual, intelektual dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia”
Jadi kesimpulan dari pemaparan materi dari
instruktur, Hakekat Pendidikan yaitu pendidik menuntun, mengarahkan, merawat,
menumbuhkan kodrat yang dimiliki seoranga anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Untuk mencapai hakekat pendidikan tersebut guru dan murid berkolaborasi untuk menciptakan pengajaran yang berpusat pada anak,mampu memfasilitasi tumbuh kembangya anak melalui ekosistem belajar yang menyenangkan menerima macam-macam perbedaan anak sesuai dengan kodrat dan fitrahnya dan diwarnai dengan nilai-nilai luhur Pancasila, mengikuti perkembangan zaman melatih anak berpikir kritis, berusaha memberikan dan menerima refleksi sebagai umpan balik kearah perbaikan dan peningkatan kompetensi baik dari siswa, rekan sejawat, orag tua ,menjalin membuka komonikasi dengan anak, orang tua, dan stake holder yang ada, selalu kreatif, inovatif agar anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai diri sendiri maupun sebagai anggota masyarakat
Dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara untuk mencapai Hakekat pendidikan adalah :
- Menuntun
- “Menuntun segala kodratyang ada pada anak-sehingga anak dapat mencapai titik keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Menuntun disini bermakna bukan menuntun pada kodrat dasarnya tapi menuntun untuk memperbaiki tingkah lakunya. Dengan kodrat alam yang sudah melekat pada si anak dan pengaruh lingkungan tempat tinggalnya (budaya setempat) dalam kegiatan pembelajaran guru harus memiliki banyak keterampilan menggunakan strategi dan model pembelajaran agar bisa menuntun dengan benar dan tepat sesuai kharakteristik anak berdasarkan kodrat alam (rumah,dan lingkungan,masyarakat) dan zamannya, bersabar dan ikhlas untuk menghasilkan generasi yang selama dan bahagia.
- Sistem among dengan trilogi
Ki Hadjar Dewantara menawarkan sistem mengajar yang dinamakan sistem among (emban) memiliki pengertian menjaga, membina, dan mendidik anak dengan kasih sayang, membimbing anak dengan ikhlas sesuai bakat dan minat yang di asuh, memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Metode among bersemboyan “Ing Ngarso Sung Tulodho berarti ketika guru di depan seorang guru harus memberikan teladan atau contoh dengan tindakan yang baik, “Ing Madyo Mangun Karso berarti pada saat di dianatara peserta didik, guru harus menciptakan prakarsa dan ide membangun kemauan “Tut Wuri Handayani berarti dari belakang seoranga guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.
Kodrat anak merdeka
Sistem among dan pamong dengan bersemboyan trilogi didasarkan pada dua hal, yaitu:
- Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain akan tetapi bersandar pada kekuatan sendiri (kemerdekaan siswa untuk belajar)
- Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan , Pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari pendidikan sebagai proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin, sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.(belajar sesuai dengan keinginan , kemampuan siswa yang secara alamiah terbentuk/kodrat alam)
4. Bermain
- Bermain merupakan kodrat anak , menurut KHD permainan anak itulah pendidikan (Pendidikan halaman 241), pendidikan harus memahami bahwa kodrat anak adalah bermain sehingga pembelajaran bisa diintegrasikan dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Metode sari-swara adalah metode menggabungkan pelajaran lagu, sastera dan cerita dari tida macam pelajaran inti tergabunglah pendidika rasa, pikiran dan budi pekerti (Dewantara , 1959:7)Pikiran-Perasaan-Kemauan-Tenaga (cipta-rasa-karsa/karya-pekerti) sudah ada pada diri anak. Bermain hati senang dan pikiran tenang.
KHd memadukan konsep pendidikan ala Frobel dengan Mostessori . Pada dasarnya pendidikan di usia dini menghindarkan perintah “Djauhkanlah perintah dan paksaan , ketjuali memang sungguh perlu.” kata Ki Hajar.
Sejalan dengan konsep KHD ada 3 tokoh penggagas pendidikan dunia juga mendukung gagasan KHD yaitu :
Friedrich Frobel ( frobel )
- Memandang anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik , sifat buruk timbul karenan kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki anak tersebut. Pendidikan yang efektif untuk anak-anak dan remaja dilakukan secara alamiah, melalaui kebebasan mengutarakan pendapat dan kreativitas mereka, dengan menggunakan lagu, dan permainan sebagai medianya, tanpa ada tekanan dari guru, dan orang tua, dikenal sebagai teman anak atau friends of friends.
Dr.Maria Montessori (Montessori) Membebaskan anak untuk bereksplorasi
- Menitikberatkan pada pengembangan psikologi anak, yaitu rasa ingin tahu, motivasi dan semangat belajar, serta belajar tanpa takut disalahkan, sebagai hal yang sangat penting dalam proses belajar anak.Dia juga percaya bahwa orang tua dan guru seharusnya tidak memaksakan keinginan mereka terhadap anak. Metode pendidikan yang membantu anak untuk mencapai potensi dalam kehidupan menekankan kemandirian, keaktifan dengan konsep belajar langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif.
Rabindranath Tagore
- Menitikberatkan pendidkan pada kebebasan dan kemerdekaan anak untu kmembentuk dan menyatakan pendaptat mereka sendiri dalam bentuk apapun.Memberikan anak-anak kebebasan berekspresi dan bereksplorasi merupakan cara terbaik dalam mendidik anak.5
5.Pendidikan yang berpihak pada anak
- Pendidikan yang berupaya memenuhi kodrat kebutuhan tumbuh kembang anak. Sesuai dengan pemikiran KHD bahwa “Menghamba pada anak”
- Pendidikan yang bebas dari segala ikatan, suci hati,bukan untuk meminta suatu hak,murni, ikhlas, cinta kasih tak terbatas seperti perlakuan orang tua kepada anaknya..Pendidik diibaratkan sebagai petani yang menanam jagung misanya hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung , ia dapat memperbaiki kondisi media tanahnya, memelihara tanaman jagung , memberi pupuk dan air , membasmi ulat-ulat, gulma, rumput atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman jagung tersebut dan perlakuan lainnya sehingga pohon jagung tersebut dapat berbakti, atau berbuah dengan berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi jagung itu sendiri dia bisa saja sebagai benih kembali, dijual dan atau dikonsumsi.
- pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan anak sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
6. Bukan tabularasa
- Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar . Tujuan pendidikan adalah menuntun ( mamfasilitasi /membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya (KHD,1936.Dasar-Dasar Pendidikan)
- Pendidikan berdasarkan pemikiran KHD anak bukanlah kertas kosong, anak mempunyai kodratnya sendiri, yang tidak bisa di ubah oleh pendidik, pendidik hanya bisa mengarahkan tumbuh kembangnya sesuai kodrat tersebut. Pendidikan menghargai keunikan anak pendidikan tidak memperlakukan anak seperti kertas kosing yang bisa dicorat – core sesuka hatinya.
- Hidup dan tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan dan kehendak kita kaum pendidik . Anak-anak itu sebagai manusia, sebagai benda hidup, teranglah hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. KHD (Pendidikan, Halaman 21)
Bagaimana cara menebalkan Laku anak ?
- Cara menebalkan laku anak adalah dengan kontesk diri anak dan socio kultural/budaya
- Belajar bukanlah menanamkan pengetahuan tapi menumbuhkan potensi anak dengan tidak bisa mengubah kodrat anak pendidik hanya mengarahkan tumbuhnya kodrat tersebut dengan menebalkan laku anak sesuai kontesk diri dan budayanya. Kodrat anak disini dianalogikan sebagai kecerdasan majemuk anak dan anak telah dianugerahkan kemampuan belajar sejak lahir dalam mengolah informasi, menyelesaikan persoalan dan menciptakan karya.
- Proses pembelajaran dalam menumbuhkan potensi anak dapat disesuaikan dengan tumbuh kembang anak seperti pemikiran KHD dibagi atas 4 tahapan sekolah sanggar anak alam yogyakarta bisa menjadi contoh dalam model pembelajaran berdasarkan konteks tumbuh kembang anak.
- Masa usia 0 – 8 tahun (PAUD) kegiatan berupa wiraga eksplorasi pegalaman (raga,idra,imajinasi) model memberikan contoh dan pembiasaan agar terbentuk pola pikir (habid of mind)
- Masa usia 8 – 16 tahun (SD 1 -3) mengenal dan menguasai teks model pengenalan riset/proyk durasi pendek dapat berkelompok wiraga dan wirama
- Kelas 4 ke atas SD memperdalam dan memperluat konteks keterampilan bertanya riset durasi semakin panjang dilakukan mandiri dan kolaborasi wiraga dan wirama
- Kelas 5 – 10 ke depan tingkat SMA orientasi pilihan hidup /passion usia 16- 24 tahun model pengajaran berupa laku dan pengalaman lahir batin di sini masa terbentuknya kharakter kesadaran budi pekerti dan kesadaran sosial dan anak sudah jeli tahu akan potensi dirinya.
- Fase 3 dan 4 model pengajaran dan ditekankan pada pengajaran harus jelas yang boleh dan yang tidak boleh karena disini masa untuk memperontak untuk membenahi mental dibutuhkan penguatan dengan bahasa persuasif
7. Budi Pekerti
- Merupakan perpaduan antara gerak pikiran , perasaan dan kehendak atau kemauaan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Budi pekerti yang dimaksud adalalah bahwa pendidkan bisa memanusiakan manusia menuju perbuatan baik.
Setelah memahami hakekat pendidikan dari filosofis Ki Hadjar Dewantara perubahan yang terjadi dari pemikiran atau perilaku saya tentang pendidikan dan pengajaran adalah
- Sebagai pendidik saya menjadi tahu apa tujuan pendidikan dan pengajaran , karena berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan, pengajaran adalah bagian dari pendidikan , pengajaran proses menumbuhkan ilmu (merdeka lahir ) dan pendidikan proses menumbuhkan kecakapan hidup (merdeka batin) pendidikan bukan semata untuk memberikan ilmu kepada anak.
- Sebagai pendidik harus menghambakan anak, tujuaan pendidikan adalah murid, murid dan murid . Kita harus memberikan pendidikan dan pengajaran dengan tulus, ikhlas dan cinta kasih, menuntun anak dengan memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar.
- Sebagai pendidik saya harus bisa melihat, mengetahui dan memahami kharakter anak karena setiap anak mempunyai kodratnya masing-masing yang sudah diberikan Tuhan YME, selama ini yang saya lihat hanya dari segi pengetahuannya saja sudah bisa,belum membaca dan menulis. Padalah yang harus dilihat dan diketahui dan dipahami adalah kharakter anak yang unik , berbeda satu dengan yang lainnya sehingga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran harus cakap dan terampil membuat model pembelajaran di sesuaikan dengan keunikan anak tersebut dihubungkan juga dengan sosial budayanya dan kemajuan zaman.
- Sebagai pendidik saya harus bisa menjadi contoh atau teladan di depan dan menjadi teman ditengah-tengah mereka bisa menumbuhkan kreatifitas anak dan dibelakang selalu bisa mendorong dan mengarahkan. Selama ini belum terlalu percaya diri dan mempunyai semangat yang tinggi dalam mengembangkan semboyan trilogi ini.
- Sebagai pendidik saya harus bisa menjadikan anak merdeka dalam belajar tidak ada paksaan dan perintah , saya akan merubah gaya komunikasi saya dengan bahasa persuasif 3M yaitu tidak memaksa, tidak menyuruh dan tidak memarahi. Kalimat perintah, marah ataupun paksa saya akan berusaha keras belajar untuk menghidarinya harapan saya dengan menggunakan bahasa persuasif akan timbul anak-anak berpikir kritis sebagai memaknai dari bahasa yang saya sampaikan misalkan “anak – anak apakah di kelas sudah bersih? coba lihat di lantai kolong meja di sekitar kalian? dengan pertanyaan persuasif tersebut anak tidak perlu di suruh mengambil sampah mereka akan langsung memungut sampah dan membuangnya ke tempat sampah , begitupun jika mereka berbuat kesalahan tidak dengan marah atau melarang.
- Sebagai seorang guru saya harus banyak belajar kembali tentang model-model pembelajaran yang berpusat pada murid dan belajar berdasarkan kodrat alam dan zaman, memperbanyak model permaianan dan memberikan jeda agar tidak bosan dalam pembelajaran dengan terampil melakukan ice breaker lewat lagu, gerakan atau permaianan karenan dengan permainan ada 6 aspek yaitu motorik, bahasa, sosial emosional, seni , kognitif dan agama. Ice breaker juga bisa pemecah kebekuan belajar suasana kelas yang sebelumnya kaku, monoton atau ramai , membosankan menjadi lebih hidup, semangat dan menyenangkan dan juga sebagai sarana pendekatan kepada siswa
- Sebagai seorang guru saya harus mencoba pendidikan yang berpihak pada anak sehingga bisa menumbuhkan kharakter yang baik dan meluruskan kharakter yang belum baik dan bisa menggali potensi anak dengan berbagai laku di kelas memfasilitasi belajar anak sesuai dengan kodrat alamnya contoh meminta anak untuk melakukan refleksi sebelum belajar dan sesudah belajar dengan cara membuat jurnal pagi dan jurnal siang. Anak bukanlah kertas kosong tetapi di dalam diri anak sudah membawa potensi dari Tuhan dengan keunikannya masing-masing yang dipengaruhi oleh keluarga dan budaya, jadi ini menjadi dasar setiap anak itu berbeda.
- Sebagai pendidik harus belajar dan tahu model pengajaran dan pendidikan yang diterapkan berdasarkan tumbuh kembang anak mulai dari fase usianya jadi anak-anak dapat tumbuh dengan baik dan sesuai perkembangan usianya anak-anak akan mempunyai kecakapan kharakter dan hidup sehingga puncaknya di usia antara 16-24 tahun mereka sudah dapat menemukan passionnya sehingga mereka bisa selamat dan bahagia hidup baik sebagai manusia pribadi dan anggota masyarakat
- Sebagai pendidik harus belajar menumbuhkan budi pekerti mulai dari anak tersebut masuk ke gerbang sekolah sampai dengan anak tersebut pulang meninggalkan sekolah dan juga membangun komonikasi yang baik dengan orang tua dan warga sekolah terhadap pertumbuhan nilai-nilai budi pekerti. Di zaman modern saat ini pengaruh pergaulan di lingkungan rumah sangat berpotensi membentuk budi pekerti yang kurang baik contoh berkata kasar dan permaina games melalui internet , penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat menjadikan anak kehilangan waktu pentingnya dalam membangun komunikasi dengan keluarga dan juga bahasa kasar kadang muncul akibat permainan tersebut secara tidak langsung sudah mengikis nilai budaya anak dalam berbahasa, sebagai pendidik harus selalu waspada terhadap hal itu dan harus disikapi dengan pencegahan langsung denga cara komunikasi dengan siswa dan orang tua dan membuat kesepatakan kelas tentang konsekuensi jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai norma.
3.Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara ?
- Membuka mental blok kita sehingga kita lebih produkstif dan selalu belajar untuk menambah keterampilan.
- Membuka wawasan berpikir dengan penuh keikhlasan dan semangat untuk memulai menyiapkan diri menjadi pendidik yang siap menuntun anak didiknya menuju keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinnginya.
- Menjadi pendidik yang terus belajar agar memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial agar dapat bisa menjadi teladan di depan, penyemangat di tengah dan pendorong di belakang.
- Menjadi pendidik yang mengetahui, mengenal dan memahami kharakteristis muridnya dengan sebelumnya melakukan wawancara, komunikasi dengan orang tua siswa.
- Membuat kesepakatan kelas dan konsekuensinya jika kesepakatan kelas tersebut tidak diterapkan.
- Melakukan refleksi diawal pembelajaran kepada siswa dengan cara siswa diberikan jurnal pagi "di isi dengan kegiatan apa saja yang dilakukan setelah bangun tidur sampai dengan berangkat ke sekolah dan jurnal siang untuk memberikan kesempatan anak menuliskan apa yang sudah pelajari dari berangkat sekolah sampai dengan pulang dan anak menggambar sesuia imajinasinya dan menulis apa yang di gambar
- Bersama teman sejawat saling melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan dalam mengajar sehingga bisa terus memperbaiki diri.
- Dapat lebih mengetahui kelemahan dan kekuatan yang ada pada pada diri dan anak, sehingga dapat menumbuhkan potensi yang ada pada anak.
- Membangkitkan kembali profil pelajar pancasila dengan menghubungkan setiap kejadian peristiwa baik langsung ataupun tidak langsung sebagai contoh pengamalan pancasila.
- Berusaha belajar untuk membuat dan melakukan asesmen diagnosis di awal pembelajaran untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan , kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.
- Berusaha menciptakan iklim belajar yang menyenangkan disesuaikan dengan kodrat alam dan zaman,berpusat pada anak. memfasilitasi anak untuk aktif, fokus dan tetap berbudi pekerti luhur.
- Memberi jeda di setiap aktifitas dalam belajar apakah itu dipimpin oleh guru atau siswa dengan ice breaker lagu, gerakkan atau cerita agar anak siap kembali untuk belajar.
- Menjadikan setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru, belajar bisa dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
- Karena memgang kelas 1 yang utama haraus dilakukan adalah menjadikan mereka adalah teman sehingga tidak ada jarak dalam berkomunikasi dan memberikan contoh dan pembiasaan baik untuk pembentukkan budi pekerti, menumbuhkan kepercayaan diri, mandiri, tertib, disiplin dan nilai-nilai sosial yang tinggi.
Demikian beberapa refleksi yang saya lakukan terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara semoga dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya pribadi dan mohon tanggapannya untuk perbaikan kedepannya semoga nilai-nilai pendidikan yang luhur dari Ki Hadjar Dewantara dapat kita praktekkan dalam pendidikan dan pengajaran pendidikan di Indonesia yang merdeka belajar mencapai keselamatan dan kebahagiaan,
POTRET CONTOH IMPLEMENTASI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
JURNAL SIANG
JURNAL COOKING DAYS
KEGIATAN COOKING DAYS
KEGIATAN LITERASI
Sudah lama tidak buka blog ini dan awalnya mau belajar menulis tetapi memnag tidak mudah menulis merangkai kata,akhirnya sekarang mau tidak mau mencoba menulis walau sulit merangkai kat demi kta tetapi harus voba dan terus tetap menulis semua dimulai diri untuk belajr dan belajr menumbuhkan kompetensi diri amg sudah diberikan oleh sang kuasa manusia hanya berusahaenbuhkan dan menggali terus pasti semua bisa jika mau terus lakukanayoo gerakan menulis setia hari Tulislah apa yang kua baca tks mohon maaf atas segala kekurangan.
BalasHapusKeren blognya Bu. Tulisannya sudah bagus koq Bu, saya jadi ikut belajar. Lanjutkan Bu
BalasHapusterimakasih sudah membaca dan memberikan refleksi semoga kita bisa saling berbagi praktik baik ya kak
Hapus