NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK (Catatan Seorang CGP bersumber dari LMS GP)

Sutiyanti , S.Pd
CGP Angkatan 
Sumbe : LMS CGP
Tahun 2022
Jakarta Timur

    Ing Ngarsa Sung TuladaDalam bahasa Jawa ing berarti "di", ngarsa berarti 'depan', sung berarti 'jadi', dan tulada berarti 'contoh' atau 'panutan'.
semboyan ing ngarsa sung tulada bisa diartikan bahwa seorang guru atau pendidik harus menjadi panutan atau memberikan contoh.

           Berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara  tersebut  guru harus bisa memberikan panutan, contoh, teladan yang baik bagi dirinya, peserta didik, orang tua ,rekan serta lingkungannya. Lumpkin (2008) menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral.

            Guru memiliki tanggungjawab moral untuk mengarahkan karakter peserta didik menjadi baik dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman didalam memberikan pendidikan dan pengajaran sehingga bisa memahami secara benar nilai-nilai yang diperlukan untuk menyiapkan kharakter peserta didik di zaman globalisasi ini.Terdapat lima nilai yang harus diterapkan dalam jiwa seorang Guru Penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. 

            Nilai mandiri mencerminkan semangat guru penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat termotivasi secara mandiri untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu belajar mandiri dari sumber mana saja atau jika ada kesempatan yang ditawarkan prinsipnya adalah "Jangan menolak kesempatan yang diberikan"motto yang diberikan oleh Pengajar Praktik Ibu Dwi Wahyuni sehingga kita akan mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang terus bertambah dan kesempatan itu bisa berguna untuk melakukan pengimbasan kepada rekan guru lainnya dengan berkoordinasi denga kepala sekolah. Guru Penggerak  senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk bisa menyelesaikan masalah sendiri, berani beraksi, bertanggungjawab terhadap segala hal yang terjadi pada dirinya dan mampu mendorong dirinya untuk siap terus berkarya, menerima segala perubahan yang positif dan melakukan inovasi dalam proses perubahan tersebut, secara sengaja merencanakan dan melakukan perbaikan diri sehingga makin menguasai dan makin ahli dalam apapun yang dianggap perlu untuk membawakan perubahan yang berpihak pada murid, mandiri memiliki daya lenting dan terpacu untuk memperhatikan kualitas kinerja dan hasil kerja, beranjak dari “kekaburan dan ketidaktepatan” menuju “keelokan dan ketepatan” kualitas kinerja dan hasil kerja

            Reflektif  layaknya model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak dimana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif.nilai. Memaknai setiap pengalaman yang ia miliki bisa mereflektif dirinya sendiri,siswanya, rekan guru dan menerima setiap umpan balik yang diberikan orang lain .Kemampuan untuk mengevaluasi  kesan positf maupun negatif yang diberikan untuk menjadi pembelajaran selanjutnya "tidak mengulangi kesalahan yang sama". Refleksi bukan lagi menjadi tugas tetapi menjadi kebutuhan untuk tulus bergerak menumbuhkan potensi  yang ada.

             Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu membangun rasa saling percaya dan saling menghargai, serta mengakui dan mengelola kekuatan serta perbedaan peran tiap pemangku kepentingan di sekolah, sehingga tumbuh semangat saling mengisi, saling melengkapi. Semangat pembelajaran tim. Mereka beranjak dari laku yang terisolasi dan saling terpisah menuju laku yang terhubung oleh perhatian dan urgensitas yang sama dalam komunitasnya, dalam hal ini adalah kepentingan pembelajaran murid.

             Makna dari nilai Inovatif adalah seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna. Dengan demikian, nilai inovatif ini juga mengisyaratkan penguatan semangat ko-kreasi (gotong-royong) dan pemberdayaan aset/kekuatan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi bersama.

             Berpihak pada murid berarti guru penggerak senantiasa mengutamakan  kepentingan murid untuk murid dan murid seperti filosofis bapak Ki Hadjar Dewantara  dan sesuai juga dengan dokumen  dokumen yang disetujui dan berlaku secara universal di dunia yang terkait dengan pendidikan anak, yaitu: Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak atau United Nations Convention on the Rights of the Child (UN CRC) yang juga telah disetujui/diratifikasi oleh hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia melalui Keppres No. 36 Tahun 1990. Kesepakatan ini telah melingkupi 4 poin utama yakni perkembangan diri sendiri, penguatan identitas yang melingkupi anak, penghormatan HAM, dan penghormatan atas lingkungan. Poin penghormatan kepada HAM itu intrinsik dengan nilai universal manusia dan selaras dengan Sila 2 Pancasila.Penghormatan terhadap lingkungan alam, merupakan bentuk tanggung-jawab dan perwujudan filosofi Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan anak yang selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman, mengingat persoalan lingkungan alam, perubahan iklim, perusakan lingkungan dan lain sebagainya akan semakin nyata di hari-hari depan anak- anak.

            Target dari pelaksanaan Program Guru Penggerak adalah mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan mampu membentuk siswa yang memiliki kenginan belajar sepanjang hayat, lahir calon pemimpin dimasa depan sebagai agen perubahan yang pancasila.Untuk itu guru penggerak harus dapat memberikan pendidikan holistic, menjalin kemitraan kepada siswa, guru lain, dan lingkungan, membuat ekosistem yang berbudaya dan selalu belajar untuk berbagi.

Berikut ini pegalaman saya yang terkait nilai-nilai tersebut :

               Peran yang sering saya lakukan adalah "Mewujudkan Kepemimpinan pada diri anak" yaitu mendorong munculnya peningkatan keberanian, percaya diri, kemandiran  dan memicu keluarnya jiwa pemimpin untuk semua murid di kelas. Tujua agar murid mampu memunculkan jiwa kepemimpinan tiap siswa akan menumbuhkan motivasi siswa senang belajar, cinta belajar dan menumbuhkan kharakter baik yang sudah ada pada diri anak di sekolah.

               Contoh yang pernah saya lakukan saat pembelajaran daring saya membagi tugas anak-anak memimpin doa pembuka, penutup , membaca pancasila, tanya jawab terhadap buku cerita yang dibacakan  melalui voice note setiap hari bergantian dan jika ada siswa yang belum melaksanakan saya atur dihari berikutnya, Saat PTM terbatas hal yang sama saya juga lakukan berdasarkan absen, walaupun ada ketua kelas, wakil tetapi semua anak saya beri kesempatan untuk memimpin kedepan bergiliran, ketua kelas dan wakil ketua keals tetap berfungsi untuk menyiapkan anak siap dalam pembelajaran. Belajar berpusat pada murid juga melatih anak percaya diri untuk menjawab, menyampaikan pertanyaan , menuliskan ke papan tulils dari jawabannya, presentasi terhadap tugas yang diberikan dan melatih anak untuk mau dan bisa tampil di depan umum misalnya dalam acara sanlad Ramadhan kemarin anak belajar membuat kultum di rumah dibantu ayah bunda dan di kelas anak membacakan dan bahkan ada anak yang sudah berani tampil tidak dengan teks dan akhirnya pada waktu penutupan sanlad luar biasa anak tersebut tampil dalam cultum singkat di sekolah di depan bapak ibu guru dan kakak kelas .



(link di atas adalah contoh siswa mempunyai jiwa kepempimpina dengan percaya diri dan mental berani untuk tampil di depan orang banyak.

              Peran lain yang sudah saya tumbuhkan adalah pembelajaran yang berpusat pada murid, dan anak belajar untuk mandiri, contoh dengan membuat kesepakan terhadap sopan santun dalam berbicara, dan mandiri untuk menyiapkan kelas saat pembelajaran dan pulang sekolah , merapikan alat tulis dan sebagainya, mandiri dalam keterampilan hidup atau life skill di rumah melalui pembiasaan yang setiap hari dilakukan. Dalam belajar di arahkan anak aktif untuk menemukan jawaban sendiri melalui diskusi atau tanya jawab. Menumbuhkan dan menggali potensi yang sudah ada dengan cara membuat jurnal pagi anak diminta untuk menuliskan di selembar kertas tanpa garis untuk menulis dan menceritakan apa yang dilakukan dari mulai bangun tidur sampai pergi kesekolah, dan dibawahnya anak menggambar apa yang ada dalam imajinasinya hal apa yang ingin sekali dilakukan dan kemudian anak menceritakan gambar tersebut dalam sebuat kalimat. Disini anak digalih potensi bakatnya dan di asah kemampuan menulis lurus dan keterampilan berbahasa dalam memaknai gambar yang di buat dan dengan demikian kita sebgai guru bisa mengenalai potensi anak dan bisa menggali kembali dan menumbuhkan potensi tersebut ke arah yang lebih baik. 

Jurnal pagi dan siang

               
                Masih banyak lagi hal yang sudah dilakukan dan masih banyak lagi hal yang akan dilakukan semua menjadikan pengalaman yang bermakna untuk terus belajar dari siswa dan untuk siswa semoga semakin maju pendidikan Indonesia.

Kemandirian dan menggali potensi


Life Skill



Terimakasih
Wassalamualaikum
Tergerak
Bergerak
Menggerakkan
Maju Indonesia





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL : 1.2.a.3. Mulai Dari Diri - Nilai dan Peran Guru Penggerak | Trapesium Usia

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Filosofis Ki Hadhjar Dewantara Modul 1.1.a.8

Belajar membuat kompos dengan Compoist Bag