MODUL : 1.2.a.3. Mulai Dari Diri - Nilai dan Peran Guru Penggerak | Trapesium Usia
Dibuat oleh Sutiyati
CGP angkatan 5
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pada postingan ini saya membagikan Tugas Calon Guru Penggerak angkatan 5 pada Modul 1.2.a.3 Mulai dari diri – Nilai dan Peran Guru Penggerak.
Pada modul ini CGP-V diminta membuat diagram trapesium usia dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai diri
sendiri, pertanyaan dijawab dengan sejujur-jujurnya berdasarkan pengalaman masa lalu.
.
Untuk membuat trapesium usia di atas, ada beberapa langkah yang harus saya lakukan. Pertama, buat garis miring ke kanan atas. Ini usia sekolah. Saya terakhir bersekolah usia 24 tahun, saat lulus S1 dari IKIP Jakarta yang sekarang sudan menjadi UNJ. Kedua, tarik garis ke kanan. Ini menunjukkan usia aktif kerja kita. Di ujung garis itu saya tulis 60 sebagai usia pensiun saya. Sementara 50 adalah usia saya sekarang wow usia yang dibilang sangat tidak muda lagi.
Saya pun diminta menuliskan dua peristiwah yang bernuansa negatif dan positit di rentang usia sekolah. Kembali melihat masa lalu malu rasanya tapi harus dikemukakan untuk belajar dari pengalaman saat itu saya duduk di kelas 3 SD usia 9 tahun, guru kelas saya terkenal sangat galak dulu saya berpikir seperti itu tetapi mungkin yang benar adalah disiplin bukan galak. Saat pelajaran matematika seperti biasa pastinya beliau selalu mengerjakan PR dan kebetulan saya tidak mengerjakan PR tersebut dan sanksinya adalah saya harus maju ke depan dan mengerjakan PR tersebut di papan tulis , merah muka saya menahan malu dan takut, karena saya sudah tahu pasti saya tidak bisa mengerjakannya karena memang saya tidak terlalu suka Matematika dan saya tidak pernah belajar dan berlatih di rumah, sehari-hari saya pulang sekolah hanya main, main dan main saja ehm. Apa yang saya bayangkan pun terjadi saya menulis soal dan lama berdiri hasilnya pun tidak benar, bu guru pun geleng-geleng kepala dan mengatakan kepada saya "yanti mana tanganmu kepalkan" saya pun dengan rasa takut yang sangat mengepalkan tangan kanan saya dan tok"penghapus tersebut mengenai tangan saya ...sangat sakit sekali, rasanya mau menangis dan segera keluar dari ruang kelas dan pulang, tetapi dengan lunglai saya berjalan dan kembali duduk dengan penuh penyesalan "mengapa saya tidak bisa?, mengapa saya malas belajar?, mengapa ? dan mengapa? dan kenapa ibu guru jahat sama saya , saya harus di pukul di depan kelas kan saya malu dengan teman-teman. Sedih, kesal, penyesalan bercampur jadi satu saat itu. Itulah peristiwa bernuansa negatif yang tidak pernah saya lupakan dan dari sini saya mulai berpikir saya harus "berubah"
Setelah kejadian tersebut alhamdulillah saya mendapat "moment" luar biasa saya harus berubah nanti di kelas 4 saya harus mengurangi kebiasaan buruk saya untuk mau belajar dan mengurangi waktu bermain saya, Dan peristiwa yang bernuansa positif pun terjadi di kelas 4 SD dimana saat itu guru kelas saya sangat baik sekali dan selalu memotivasi siswanya untuk rajin belajar, bisa membagi waktu antara belajar dan main baik di sekolah maupun di rumah dan hal yang membuat saya bahagia adalah pak guru memberikan kepercayaan siswanya untuk menuliskan soal ulangan di papan tulis waktu itu masih memakai kapur tulis dan tidak semua anak mendapat kesempatan itu, dan saya bangga dan bersyukur bahwa pak guru memberi kesempatan kepada saya membuat saya lebih percaya diri dan termotivasi berlatih terus agar tulisan saya lebih baik lagi di papan tulis. Dan sejak itu saya sudah tumbuh menjadi anak yang rajin belajar .
- Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mungkin masih dapat memengaruhi diri Anda di masa sekarang?
Meskipun moment positif dan negatif tersebut sudah 40 dan 41 tahun yang lalu masih dapat saya rasakan dan mengingatnya dengan jelas karena dua peristiwa tersebut sangat berarti bagi kehidupan saya kedepannya. Pembiasaan baik yang diberikan oleh bapak guru selama saya di SD kebetulan dari kelas 4 sampai dengan kelas 6 SD saya mendapat guru kelas yang sama. Secara perlahan dan pasti saya ikuti perlakuan dan kebiasaan baik yang dicontohkan beliau dan menjadikan saya sosok yang berbeda lebih tekun belajar, mengurangi jam main dan mempunyai kharakter perilaku baik, sopan, santun dan pejuang setiap tantangan atau tugas saya selalu berusaha mengerjakan walau harus sampai dengan malam bergadang jika tugas tersebut belum selesai saya lakukan bahkan hari minggupun dikala libur sekolah saya masih tetap belajar untuk mempersiapkan diri agar hari senin saya siap belajar dan siap menerima tantangan dari bapak guru atau ibu guru di kelas.
Peristiwa yang berkesan apakah itu kejadian baik atau buruk pasti akan mendapat tempat khusus dapam memori kita dibandingkan dengan peristiwa biasa akan cepat dilupakan, pastinya akan ingat saat-saat lulus SD, lulus SMA, lulus Kuliah, pertama kali kerja, peristiwa kehilangan sesuatu, pernah disakit teman, di beri hadiah dan masih banyak lagi contoh - contoh peristiwan yang tidak akan pernah terlupakan
Meskipun sudah 32 sampai 36 tahun yang lalu saya masih mengingat dengan jelas peristiwa tersebut karena keduanya sangat bermakna. Memberi kesan yang dalam. Peristiwa yang mengesankan baik positif maupun negatif akan mendapatkan tempat tersendiri dalam pikiran kita dibanding dengan peristiwa yang biasa-biasa saja. Coba Anda ingat-ingat, kapan pertama kali jatuh cinta, atau sebaliknya–putus cinta. Kapan pertama kali wisuda atau sebaliknya–menjadi mahasiswa abadi alias nggak lulus-lulus. Kapan mendapatkan gaji pertama, apa yang dilakukan dengannya atau sebaliknya–melamar kerja susah banget. Itu hanya beberapa contoh di antaranya, mengapa di ingat karena semua peristiwa tersebut bermakna dalam perjalanan kehidupan seseorang.
2. Menurut Anda, apa saja peran dari seorang Guru jika dikaitkan dengan trapesium usia?
Pengalaman adalah guru terbaik, pengalaman akan membentuk kedewasaan seseorang dalam berlaku dikehidupannya. Guru yang kaya akan pengalaman akan banyak memberikan hal-ha baru dalam pengajaran membuat siswa tertantang untuk terus belajar dan menggali potensinya dan merindukan kehadirannya karena guru tersebut mengajar dengan totalitas baik hati, pikiran , badan semua dicurahkan ke anak didiknya agar anak didiknya bisa tumbuh dan berkembag sesuai alamnya dan kodrat nya kelak bisa memperoleh keselamatan dan kebahagiaan di masa depan.
Jadi guru sangat berperan penting untuk menuntun dan menjadi teladan bagi muridnya, Guru yang baik adalah guru yang menjalin kemitraan dengan siswanya, siswa dengan guru, guru dengan guru , guru dengan kepala sekolah untuk memberikan contoj, teladan semangat, dorongan dan motivasi kepada siswa , siapapun agar bisa menumbuhkan hal-hal positif yang sudah ada padanya dan menemukan bakat dan potensinya.
3. Buatlah 1-2 kalimat yang dapat menggambarkan nilai-nilai yang Anda percayai sebagai seorang Guru, menggunakan kata-kata berikut: Guru, Murid, Belajar, Makna
"Guru menjadikan Murid adalah mitra dan Murid juga menjadikan Guru adalah mitra, Guru dan murid tidak terpisahkan oleh titel tapi guru dan murid bisa sama-sama belajar. Guru juga banyak belajar dari siswa tentang kesabaran, kedisiplinan, tanggungjawb, nilai-nilai sosial, ide-idenya yang bisa langsung diterapkan. Guru memfasilitasi, melayani apa saja yang dibutuhkan murid dalam belajar. Guru tidak langsung memberikan jawaban tapi guru berusaha memberikan pertanyaan pancingan agar murid membuka pikiran dan ide-idenya, memberikan pilihan-pilihan jawaban yang akhirnya menemukan jawabannya agar menjadikan setiap pengajaran adalah pengalaman yang bermakna bagi murid.
Semua adalah guru dan semua tempat adalah sekolah tidak ada batasan waktu dan tempat untuk belajar semoga kita semua bisa menjadi guru-guru yang memberikan pengalaman bermakna di setiap tahapan proses perkembangan anak, aamiin.
Komentar
Posting Komentar